Sekitar pertengahan tahun lalu, ku ingat ada laki-laki yang
menjanjikan satu hal padaku. Sampai sekarang, masih tercatat jelas dikepala. Tapi
akhir-akhir ini, umm beberapa bulan ini lebih tepatnya, aku mulai sangsi. Masihkah
dia peduli? Atau....
Memang, sulit menjadi perempuan. Apalagi punya sifat yang
njelei, kayak aku. Susah....
Obrolan kami pun, sebatas itu-itu saja. Sudah makan? Lagi apa?
Lala lala... Lalu, sudah. Padahal aku mau cerita banyak, rin. Aku ngerti dia
sibuk, ngerti betul! Aku juga pernah punya laki yang sibuk, tapi setelah
melakukan kesibukannya, dia kembali ke aku juga keluarganya. Ngerti kan
maksutku?
Terkadang kami bertemu, berdua saja. Tapi lagi-lagi, dia
ngeselin! Dia megangin hpku atau gadget yang ada. Atau baca buku. Terus aku,
........... hhh.
Lah aku ini dianggep apa sih?
Aku tu suka iri kalau lihat temen, tetangga, orang dijalan
yang gak aku kenal. Mereka tu.... ah!
“ya jangan disamain dong sama laki-mu”
Gak! Aku tau betul laki ku itu gimana. Aku nyamain dia sama
orang yang juga punya kesibukan kayak dia, bahkan yang lebih sibuk dari dia. Lha
mereka masih bisa tuh begitu.....
“begitu gimana? Sudahlah...”
Iya, sudah. Sudah terbiasa aku, rin. Sudah membiasakan diri
juga. Dan sudah mulai terbiasa.
“hmm..”
Tapi ya begini, namanya juga perempuan... Wajar toh?!
“iya, wajar. Mungkin, kalau aku jadi kamu juga bakal begitu.
Atau.....”
Atau apa? ...
“atau kita makan pesanan kita yang sudah dingin, sedari
tadi. Maaf, perutku sudah keroncongan”
Ah! Boy will be a boy...
Percakapan 2 orang sahabat, yang gak sengaja gue kupingin. Bikin
gue gak konsen nikmatin kopi plus akses internet yang zuper cepat. Rempong bin rumpi, bok yuk cus mariiiii cyiiin!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar