Selasa, 17 Februari 2015

Never Ending Stories

Akhir-akhir ini bumi nusantara sedang dihebohkan dengan pertarungan antara dua badan Negara; KPK vs POLRI, jilid ke-sekian. Sungguh pilu melihat, mendengar, membaca berita di media massa tentang carut-marutnya sistem hukum di Indonesia.


Masyarakat dibuatnya kebingungan.

Banyak orang yang menyuarakan pendapatnya; kritik terhadap pemerintah, kpk, pun polri. Banyak juga yang masih apatis dengan keadaan ini, terutama anak muda. Entah mereka sudah jenuh dengan polemik negri atau sama sekali tidak peduli. Kalo Gue… Sedang ada dibagian: yang jengah dengan sandiwara orang-orang itu. Bukan apatis, bukan tidak peduli. Tapi gerah!

Well, sebenarnya gue agak menyayangkan sikap Presiden. Ya, dari awal beliau mencalonkan diri sih. I mean, pemimpin itu harus amanah. Terlepas dari “semua itu”, dia harus Amanah. Namun… Apa daya… B-but, gue mencoba untuk tidak melihat dari sisi gue yang gak suka sama pemimpin yang gak amanah. Some people said that, “He is capable to be a president, look at his work!” And so on… It’s tiring to write bunch of those Pro-explanation-thing. 

Teringat kembali dengan ucapan bapak-ibu nelayan di sebuah acara yang kebetulan gue ikut bantu, kurang lebih begini:

“Kita demo kayak tadi didepan Istana, pak Jokowi liat gak ya?”, “Apa dia mau denger suara orang-orang kecil kayak kita?”, ujar bapak nelayan asal Kendal.

“Itu Jokowi kan bisa jadi Presiden gara-gara kita, orang-orang kecil.”, ujar istri nelayan asal Madura.

Ditimpali oleh beberapa bapak-bapak nelayan dari berbagai daerah:

“Dulu aja suka blusuk-blusukan, masuk ke parit, sepertinya peduli sama orang kecil, eh giliran sekarang jadi Presiden aja kok malah gini!”.

Gue cuma bisa tertawa kecil.

“Coba kamu, dik! Kamu mau gak kalo disuruh nyemplung parit kayak Jokowi gitu?”, sambar bapak nelayan asal Medan.

“Yah, pak… Itu kan pencitraan. Mungkin, kalo saya jadi calon presiden kayak beliau dulu, bisa aja ngelakuin hal yang sama, atau… lebih gila. Hahahahaha!”, jawab gue.

Banyak yang menggantungkan harapan di pundak pak Jokowi. Sejalan dengan itu, cobaan pun hadir di masa kepemimpinannya yang masih seumur jagung. Tak bisa dikatakan ia gagal memimpin negara.
Banyak opini bertebaran, "Jokowi itu disetir sama ...... dan ........". "Tu liat aja dia udah mulai nepotisme!". And so on~
Dang! Why its so hard being a nice one?! 
 
Come On, Sir! WAKE UP!! 
Ur people needs U!
Masih ada -/+ 4,5 tahun lagi lhoo!! Don't ruin our trust, and hope.



Warm Regards,
AEM.

 

3 komentar: