Senin, 25 Juli 2011

The Increasing of Population Growth in Indonesia

Indonesia is a country in South East Asia. Indonesia which comprises of 17.508 islands, and the biggest one is Borneo. Indonesia has 33 provinces. With a population of around 238 million people, it is the world’s fourth most populous country, and has the world’s largest population of muslim. The rate of population growth in Indonesia has increased because many people believe that having a lot of children make them rich, free sex become a lifestyle, and the increasing number of facilities, qualities, and services in hospitals.

Firstly, many people believe that having a lot of children make them rich. Javanese people believe this. It doesn’t matter if they are rich or not, having a lot of children it’s a pride for them. When Suharto lead the country, many people have a lot of children because the cost of living is still cheap and food production is still in control. Indonesia has the largest population of muslim, so that they hold on to Islam’s rules. Islam forbid using birth control/family planning (keluarga berencana – Indonesia) with device, drugs or operation. Islam suggest and command to have a lot of children. Moreover using birth control such as device, drugs and surgery for control the birth causes forgetful, headache, spots at skin or face, impaired renal function, infection, bleeding and pregnancy could happen even using device. Since Indonesia has used birth control/family planning, the birth rate has dropped from 5.6 births per woman to 3.0 between 1971 and 1991.

Secondly, Indonesian people have similar culture with other Asians countries. Eastern culture were based on religious teaching, it’s very different from western cultures which based on materialism only. Indonesian people are very polite, religious, but over the time Indonesian people turn to follow western culture and forget their own culture. Many people in Indonesia think western culture is better than eastern culture, because they live freely, adopt liberalism, have no prohibition. In order that, psychological factors and the advancing of technology affecting Indonesian people. Example teenagers, they are very curious with anything especially sex. This is very natural and it would happen to all teenagers. Increasing proclivity in sex and having sex made them search far information about it and the advancement of technology is the greatest solution. Nowadays, having sex among adolescents it’s usual. Many people got married under 20 because they already have baby before marriage. They didn’t continue their schooling to take care of baby. They still dependent on their parents, because they dont work. This new social trend was causes of population explosion in Indonesia.

Thirdly, Indonesian hospital made some progress especially in facilities, qualities, and services. Nowadays, public has been aware about the importance of health. They trusted to check them up in hospital, so that the number of death decreased. People have concerns about surviving daily living. They need food, water and housing. Formerly, access to safe drinking water was related to the incidence of epidemic diseases such as cholera and child survival. Before 1990’s less than 50% of the population had access to safe drinking water. More than half of the developing world's population will be living in urban areas by the end of the century. This growth outstrips the capacity to provide housing and services for others. Now, government trying to improve public health by getting rid of poverty, ending malnutrition, improving food supply, and providing adequate housing coincide at all points with those required for balanced population growth. The advances of medical technology help a lot of children's lives who could not survive from common diseases like measles or flu. People were able to fight and cure deadly germs that once killed them. Vaccinations and antibiotics could protect people from infectious. Progress in medical science has a great effect on the population of most nations of the world. Because of improved health and medical knowledge and because of better health and medical practices, disease was less and the death rate was decrease.

In conclusion, population in Indonesia has increased every year. Escalation population in Indonesia is caused by the belief that having a lot of children make people rich, the condition where free sex become a lifestyle and the increasing number of facilities, qualities, and services in hospitals. Population explosion in Indonesia can be controlled if the government pays much attention and takes this case seriously.




Sources

1. countrystudies.us/indonesia/32.htm
2. Hurlock, Elizabeth B. Psikologi perkembangan, Jakarta: Erlangga, edisi kelima.
3. http://arrahmah.com/index.php/read/416/hukum-islam-tentang-kontasepsi
4. http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20100216060733AAOZv1
5. http://indonesia.faithfreedom.org/forum/dalam-islam-kb-keluarga-berencana-dilarang-t28895
6. http://kompasiana.com/post/4cd6a3ba8ead0ea0082a0800
7. http://www.indexmundi.com/indonesia/population_growth_rate.html
8. http://www.munfw.org/archive/45th/ecosoc2.htm
9. http://www.yale.edu/ynhti/curriculum/units/1998/7/98.07.02.x.html
10. www.google.com
11. www.hapies.multiply.com
12. www.wikipedia.com

Jumat, 22 Juli 2011

Liburan bareng Sejarah Non-Reg 2010


Foto diambil pas kita liburan tanggal 4 s/d 6 juli 2011 di villa alfa resort, ciburial, puncak. liburan yang cukup mengasyikan, walaupun kebanyakan sibuk sama urusannya sendiri-sendiri (termasuk gue hehe). walau begitu, gue terutama pengen banget bisa liburan lagi bareng anak-anak (re:sejarah nr) hehehe :D
Nah! sekarang gue mau ngeshare liburan gue yang amat berkesan ini (yaaak lebay dikit, gak masalah)

Jadi gini, acara liburan ini diketuai oleh Ayu Ambarwati, cewe lo bayangin cewe yang ngatur semua ini weeew now world in our hand (woman) watch out dude! hehehe. dan banyak orang lagi yang jadi pengurus cuma gue lupa siapa aja, dan sayangnya gue gak dipilih jadi pengurus, poor me. lanjuuuut... kita kesana naik mini bus tni AL eh apa AU ya gue juga lupa (maklum kadang ingatan gue yang kayak gajah kurang berfungsi secara optimal), ngumpul di halte bus unj jam 9 dan jam setengah 10 an kita baru berangkat dari Rawamangun. waktu yang ditempuh sekitar kurang lebih 3 jam-an, sampe-sampe zuhur. sesampainya kita disana... pertama-tama kita rada takjub sama villa yang kita tempatin, gede book haha terus kita milih kamar deh. pembagiannya gini, dilantai teratas itu dihuni sama perjaka-perjaka nah 2 kamar sisa nya buat perawan-perawan cantik. kebetulan diatas ada 3 kamar kalo dibawah 2 kamar, dan kebetulan juga kamar yang dihuni sama cewek-cewek kasurnya king bed gitu jadi muat deh buat badan kita yang langsing-langsing ini. dikamar gue sendiri dihuni sama 8 orang (Aem, Aju, Dina, Ferrika, Ires, Kurnia, Suci dan Syifa) sedangkan dikamar sebelah dihuni sama 6 orang (Ayu, Dinnah, Erna, Lilis, Rahayu dan Ula) . kalo yang cowok-cowok gue gak ngerti deh gimana pembagiannya.

Selama disana kita ngadain beberapa acara seru dan agaknya penting. pertama, pertandingan badminton.


Dan yang kedua, renungan malam, diacara ini banyak yang ngeluarin uneg-uneg mulai dari siapa orangyang disebelin dikelas + yang disuka dikelas dan alasannya sampai-sampai ada yang orasi sambil joget hahaha tapi karena emang kita anak sejarah atau emang anak-anaknya suka debat diakhiri dengan perdebatan yang agaknya seru tapi debat itu cukup ngebuat gue ngantuk dan bete hahaha, di renungan malam ini juga si ketua ngeluarin uneg-unegnya tentang pelaksanaan acara ini sampe perincian biayanya (nice huh?! berarti praktek korupsi gak berlaku dikelas kita haha amin!)

Waktu berjalan sangat amat cepat banget (lebay lagi), tiba-tiba kita udah di hari ketiga yang artinya this is the last day of our vacation aaaah gak pengen pulang! itu yang kita rasain. yang cowok-cowok masih pengen main billiard yang cewek-cewek masih pengen ngerumpi, main kartu dll dsb hahaha.

Dengan berat hati, berat badan, berat semua-muanya kita pergi meninggalkan villa. kita turun ke villa tjokro (soalnya disitu ada parkiran yang besar yang bisa dibuat puteran sama si bapak supir, soalnya jalan ke villa kita kecil plus berliku-liku, track yang agak susah buat mini bus) ternyata si bapak belum dateng juga kita nunggu kurang lebih 2 jam, si bapak supir dan bus kece nya dateng sekitar jam setengah 3 an. sampai-sampai kita diajak foto sama om-om asal negri jiran, gue baru tau kalo daerah situ (re:ciburial) itu kampung arab pantesaaaan banyak banget orang-orang berhidung mancung berjanggut berbadan onta mondar-mandir -,- dan sepertinya om-om itu suka sama temen-temen gue yang pake jilbab hahaha sotil aja dulu. finally, kita sampe di Rawamangun sekitar jam setengah 6 sore. setelah mengucap salam perpisahan gak sampe 10 menit anak-anak sudah mabur, ada yang pulang kerumah, ke kost an dulu, ada yang makan di blok m dulu. well, this the end of the story not too bad but not good anyway hehehe. overall gue suka, seneng liburan bareng mereka dan gak sabar buat nunggu liburan tahun depan sama anak-anak sejarah nr 2010 :)

Rabu, 20 Juli 2011

dance742010


ada beberapa hal yang gue kangenin dari Sma, salah satunya grup tari yang satu ini. terdiri dari 4 orang cantik nan sexy juga pintar dan baik hati, ki-ka: pravita putri, windy violeta, gueh dan yang dibawah itu agnesia juliana. sejarah grup ini tuh puanjaaang kayak rel kereta api yang sampe sekarang gue belum nemu ujungnya (yang ini berlebihan haha). nah! awalnya tuh gue sama temen-temen gue gak ikutan extra kulikuler dance disekolahan tapi emang pada iseng, pecicilan, gak bisa diem akhirnya kita mulai latihan dance disekolah. kenapa harus dance yang notaben nya tari modern? kenapa gak tari daerah? yaa biarlah itu jadi misteri kita hahaha. oia, tadinya kita ber 6 ditambah gebeh dan nita.

kita mulai latihan diruangan kelas awalnya tanpa musik, pake gerakan yang dibuat windy dan kakaknya. terus mulai latihan di rumah vita, dirumah gue, dirumah windy karena cape kita latihan dikelas lagi pas pulang sekolah itu juga sampe debat dulu sama tukang bersih-bersih sekolah. karena kita latihan dance otomatis harus ada musik dong, sialnya kita gak boleh minjem radio sekolah, kenapa? yaa itu dia kita kan ilegal. muter otak muter otak akhirnya setiap latihan disekolah si windy harus bawa radionya pulang latihan kita ber 6 harus nenteng-nenteng radio tsb.

sepintar-pintarnya si ijah nyembunyiin bangkai pasti kecium juga, itu pepatah yang pas buat kita ber 6. ketika kita lagi asik latihan di sos 3 yang sekarang jadi ruang apaan tau gue lupa, gue sempet ngeliat tuh ada 2 orang yang lewat sambil ngintip-ngintip. deng deng deng deng... tiba-tiba braaak! kita digerebek kayak bences-bences di taman lawanng. muka gak karuan, badan gak karuan begitu juga perut gak karuan. dipanggillah temen gue si vita sama kakak-kakak kelas yang cantik-cantik itu terus mereka marah-marah, marah-marah dan marah-marah. kebetulan juga ada kakaknya windy yang sengaja dateng dari Sma Kartika buat ngelatih kita-kita yang otaknya rada bebel hehehe. kakaknya windy aja kena semprot. than, kita sempet ngedown, takut kalo kekantin ke kamar mandi dll. pada suatu hari kita dipanggil kakak kelas, disuruh ngedance di depan angkatan mereka sambil diomel-omelin, kena lirikan-lirikan tajem pedes sekaligus nusuk dari kakak kelas, dapet caci maki juga. huah kenyang deh... dari situ kita gak pernah latihan disekolah lagi hehehe.

pada bulan desember, kebetulan 74 ngadain cup (altilery cup 2, yang diselenggarain di gor cilandak). kita diminta ngedance disana sama kakak-kakak kelas. perasaan campur aduk, takut, seneng, takut lagi, seneng lagi, nano-nano lah pokoknya. kita rajin latihan, bikin kostum yang lagi-lagi di rumah windy (soalnya nyokapnya bisa jahit hehe), marahan, berantem, ketawa-ketiwi, berantem lagi. h-1 pas kostum udah kelar, gerakan udah lumayan daripada lumanyun, ada satu kendala lagi yaitu lagu soalnya lagu kita itu di kaset dan kata kakak-kakak itu gak bisa pake kaset kecuali kita bawa alat pemutarnya sendiri. alhasil kita panik. kelimpungan, sepulang sekolah (kebetulan hari itu hari jumat) kita jalan ke daerah radio dalam buat mindahin lagu yang ada di kaset ke dvd. di hari yang indah itu kita banjir-banjiran, berantem gara-gara hal sepele, kelaperan, cape, badan gatel-gatel, lepek, baju basah semua huhuhu tedih anged. keesokan harinya kita dateng dari pagi hari, latihan lagi di ruangan sempit yang mesti berbagi sama saman dan anak-anak 'dance yang asli'. tiba-tiba kita dikabarin sama panitia, gak bisa pake ini dek (kaset) alamak! kita kelimpungan untuk yang kedua kalinya akhirnya kita keliling, dibagi 2 kelompok tapi tetep gak ada yang minjemin radio yang bisa muter kaset. tinggal 15 menit sebelum tampil dan kita belum ngapa-ngapain dengan kekuatan cinta dan kasih sayang huahaha kita langsung dandan, pake kostum dan latihan. pas diakal-akalin ternyata bisa juga diputer tu sama abang-abang, sialan! dia ngerjain kita!!! pas kita dipanggil, jantung berdegup kuenceeeeeng banget keringet ngucur, make up luntur, mana lagunya jadi ngelantur tapi kita tetep ngedance dengan gerakan yang masih pas-pasan. huaaah...

pada akhirnya, kita disuruh ikut exkul dance dan aktif pas kelas 2 tapi cuma gue vita windy dan agnes. dari modern dance sempet berubah aliran ke tari betawi terus ke modern dance lagi. pas kelas 2 datenglah beberapa orang yang cukup meramaikan dance 74 tapi mereka gak bertahan lama, karena ada 1 2 hal. tapi kita dibantu orang-orang hebat, dimas dan err juga teman-teman sejawat senasib sepenanggungan yang selalu support kita everywhere and anywhere. sampai pada akhirnya kita harus meninggalkan kegiatan yang sangat amat super duper menyenangkan ini, itu tuh gara-gara uan sm uas juga ujian praktek. sial!

yak itu sepenggal cerita dari grup dance 74 angkatan 2010, yang sangat amat kentang kurang renyah dan gurih. maklum akika newbie, gak ngerti cara nulis yang bagus hehe. inti dari tulisan ini sebenernya... mau nunjukkin kalo gue kangen banget sama kegiatan yang satu ini, yang gak bisa gue lakuin lagi sekarang hiks hiks :'( hehe.

Sabtu, 16 Juli 2011

Perkembangan Tekstil di India


1.     Pendahuluan
India terletak di bagian selatan benua Asia, yang merupakan salah satu negara penghasil tekstil terbesar di dunia. Tekstil sendiri menjadi komoditas utama masyarakat India, sekaligus menjadikan awal perdagangan bagi India ke dunia luar. Komoditi tekstil yang kaya dan beragam juga tahan lama, sangat diminati pasaran dunia.
Tekstil asal India sangat populer di Roma pada era kristenisasi. Bahan-bahan fragmen yang berasal dari Gujarat berhasil ditemukan oleh di Mesir daerah Fostat, pada abad ke 5. Kapas juga diekspor ke Cina melalui jalur sutra. Pada abad ke 13 kain-kain dan bahan tenunan dari India selatan diekspor ke Indonesia. India juga mengekspor kain-kain bermotif dan Chintz (kain bermotif bunga-bunga)  ke Eropa dan ke daerah timur jauh sebelum kedatangan bangsa Eropa ke India. EIC (The British East India Company) juga menjual kain-kain asal india, termasuk kain Dacca Muslins yang terkenal (Muslin adalah kain yang sangat tipis yang terbuat dari kapas).
Tekstil merupakan material yang terdiri dari jaringan serat-serat alami yang biasanya dibuat gumpalan benang atau benang rajut. Dibentuk dengan cara penyulaman, penjahitan pengikatan, dan dengan pressing. Tekstil sering disamakan dengan kain walaupun sebenarnya berbeda, tekstil adalah segala jenis bahan yang terbuat dari tenunan benang sedangkan kain adalah barang yang sudah jadi. Selain untuk keperluan sehari-hari tekstile juga merupakan barang mewah dan berkelas, bahkan dijadikan persembahan dalam acara-acara ritual. Fungsi dari tekstil sesungguhnya adalah melindungi tubuh dari berbagai macam elemen (cuaca, hewan, dll), tetapi lama kelamaan berubah fungsi menjadi alat pengukur tingkatan sosial.  
Kegunaan dari memproses dan memanipulasi serat untuk menenun telah dikembangkan di Asia dan kawasan sekitar Asia antara 6000 tahun sebelum masehi sampai 7000 tahun sebelum masehi.[1] Mengapa tekstil pertama kali tercetus di India? Bagaimana perkembangan tekstil di India selanjutnya? Dalam paper ini akan dijelaskan perkembangan tekstil di India dengan sebaik-baiknya. Semoga paper ini bermanfaat bagi para pembaca.

2.     Isi
Hadirnya tekstil di India hampir beriringan dengan teknologi menulis dan pertanian. Literatur yang memuat informasi tentang tekstil di India adalah Rigdeva, berisi tentang cara menenun. Di kitab ini dituliskan bahwa Ramayana dan Mahabrata membicarakan kehebatan tekstil di India. Kedua tokoh ini digambarkan mengenakan pakaian kebangsawanan sedangkan pakaian sederhana digunakan oleh para petapa dan orang-orang biasa. Lukisan di atas kain yang menggambarkan tokoh-tokoh dan patung-patung kuno, memberikan kesaksian atas tradisi tekstil India yang kaya.
Tekstil di India berasal dari lembah sungai Indus, daerah yang sangat subur. Tanahnya gembur dan subur, berjenis aluvial. Kombinasi antara musim tumbuh yang lama dengan temperatur yang tinggi juga sinar matahari yang cukup membuat daerah ini terdapat berbagai macam tanaman, termasuk pohon kapas yang merupakan salah satu bahan untuk membuat tekstil. Dari lembah sungai Indus ini masyarakat India memulai menenun, membuat pakaian dan kain. Masyarakatnya menggunakan alat tenunan rumahan untuk menenun pakaian. Orang-orang di India lah yang pertama kali menenun dan menghasilkan kain, maka dari itu tekstil identik dengan India. Sampai pada akhirnya, kapas tersebar sampai ke Cina 3000 tahun kemudian setelah masyarakat Indus menenun dan menghasilkan kain.
India sudah memproduksi sutra sejak tahun 1500 sebelum masehi, tetapi kain sutra ini pertama kali diproduksi di Cina. Serat-serat sutra ditemukan di dua kota di lembah Indus, Harappa dan Chanhudaro. Selain membuat kain sutra, mereka juga membuat zari dan kain brokat. Pusat-pusat tekstil berada di Gujarat, Malwa, dan India Selatan. Di utara India, Delhi, Lahore, Agra, Fatehpur Sikri, Vernasi, Mau, Azamgarh dan Merhidabad merupakan tempat penghasi kain brokat. Kain brokat yang diproduksi mengalami pelonjakan permintaan, sedangkan bahan yang tersedia jumlahnya sedikit maka harga kain brokat naik.
Disetiap wilayah di India membuat dan ikut berpartisipasi dalam tradisi tekstil. Daerah yang berbukit-bukit memproduksi banyak variasi dari wool. Pashmina dan selendang shahtoosh dari Kashmir, selendang dan wol garmen dari Himacha Pradesh dan wilayah timur utara menghasilkan bahan wol yang berkualitas bagus. Daerah yang tandus dan semi tandus seperti Rajashtan dan Gujarat biasanya lebih memillih sulaman dengan warna yang cerah. Daerah Coastal lebih memilih warna-warna yang cerah berbahan kapas dan kain sutra sangat populer disana. Kain-kain produksi rumahan seperti seperai, bantal, tatakan, serbet, karpet dan permadani dan barang-barang lainnya diproduksi di seluruh negeri.
 Daerah-daerah penghasil tekstil berpusat di India bagian selatan. Daerah Tamilnadu, dikenal sebagai daerah penghasil sutra. Kaikkoolars, yang berbahasa Tamil, dan Thevanga Chettiar, yang berbahasa Telugu, bersama-sama menghasilkan sekitar 60% dari total keseluruhan kain tenunan di Tamilnadu. Di utara Bangalore daerah Muddenahalli dan Karivenayanapura, dijuluki kota sutra.
VaTa Konku merupakan pusat dari kain tenun, wilayah ini sangat penting dan masih memproduksi kain-kain tenun sampai hari ini. Kota Salem juga memegang peranan penting sebagai sentral tekstil skala regional.
Masyarakat sungai Indus lama-lama melakukan migrasi ke seluruh daratan India. Dari lembah sungai Indus, menjalar ke lembah sungai Gangga dan terus tersebar ke seluruh India. Mereka yang meninggalkan sungai Indus turut membawa serta budaya, adat istiadat dan juga hasil-hasil teknologi yang sudah ditemukan sebelumnya. Migrasi ini dilakukan karena runtuhnya peradaban di India dan datangnya bangsa Arya ke lembah Indus. Perkembangan tekstil di India tetap berjalan ditempat seiring masuk dan bergantinya pemerintahan yang berjalan disana.
Pekerjaan menenun merupakan pekerjaan yang bergengsi pada masanya. Hampir setiap wanita menenun dan membuat pakaian, dengan menggunakan alat tenun sederhana dirumahnya. Bahkan mereka tidak hanya membuat pakaian mereka juga memproduksi ornamen dari emas dan membuat patung.
Pada masa keemasan Dinasti Maurya, di kota Pataliputra (kota terbesar, yang paling canggih dan merupakan sentral kebudayaan) dibangun tembok besar dengan 570 tower dan 64 gerbang. Pertambangan dan hutan merupakan kepunyaan negara, dan disana terdapat tanah pertanian yang luas dan lumbung padi kepunyaan pemerintah, galangan kapal, dan beberapa toko untuk menjual dan membuat pakaian, semuanya disediakan oleh pemerintah.
Pada tahun 550, kerajaan Gupta diserang oleh orang-orang yang disebut white huns (bisa saja orang Iran atau Turki dari Asia Tengah), sebuah kelompok berhasil merubah budaya dan etnik masyarakat India dengan mengganti cara mereka memproduksi tekstil dengan menggunakan alat yang lebih canggih, dan menjadikan pabrik tekstil[2].
Pada tahun 500 sampai dengan 1000, India mulai menggunakan roda tenun. Ketika Islam mulasi masuk ke India, mereka juga mengembangkan tekstil.
Kekuasaan kerajaan Mughal runtuh pada tahun 1707, dan tidak ada yang menggantikannya lagi. Inggris masuk ke India, dengan EIC nya mereka melekukan perdagangan dengan masyarakat India. Pada tahun 1800 Inggris menguasai hampir seluruh wilayah India. Pemerintahan diambil alih oleh Inggris, termasuk tekstil. Kain-kain dibawa ke Inggris dan diperdagangakan di Eropa. Dengan adanya revolusi Industri di Inggris membawa dampak baik bagi India. Mereka dapat membuat kain-kain lebih cepat dengan bantuan tenaga mesin.   
Setelah merdeka dari Inggris, India mulai menjalankan pemerintahan. Kepedulian pemerintah akan tekstil, maka dibuatlah departemen kementrian tekstil di India.    
3.     Kesimpulan
Dari paper yang saya tulis ini, saya menarik kesimpulan bahwa perkembangan tekstil di India begitu pesat, hingga sekarang. Tekstil yang di pioniri oleh India ini berhasil tersebar keseluruh dunia. Tekstil di India ini merupakan sejarah sosial dunia yang terlupakan. Padahal tekstil merupakan sektor terbesar kedua setelah pertanian. Tetapi, produksi tekstil mempunyai tempat tersendiri di masyarakat India karena mereka berhasil meraup kekayaan juga mendapat perhatian lebih dari pemerintah. Tekstil juga dijadkan alat ritual agama Hindu yang berada di India.
Adanya kebutuhan akan perlindungan diri dari sengatan matahari, dinginnya malam, juga hujan dan tersedianya sumber daya alam yang cukup membuat masyarakat sungai Indus menciptakan sebuah teknologi yaitu pakaian atau tekstil. Teknologi ini berguna bagi kehidupan orang banyak, maka teknologi tekstil berkembang pesat di India tidak seperti sains dan teknologi lain yang sulit berkembang di India. Kecuali ilmu kimia, ilmu ini dipakai untuk tekstil selebihnya tidak dikembangkan.

Daftar Pustaka

Barnes, Ruth. Textiles in Indian Ocean Societies. United Kingdom: Taylor & Francis e-Library, 2005.

McClellan III, James E. dan Dorn, Harold. Science and Technology in World History, 2nd ed. United State of America: The Johns Hopkins University Press, 2006

Mines, Mattison. The warrior merchants: Textiles, trade, and territory in south India. New York: Cambridge University Press, 1984.

Murphey, Rhoads. A history of asia, 2nd ed.  New York: HaperCollins College Publishers, 1996.
www.google.com
www.wikipedia.com




[1] Ruth Barnes, 2005. Textiles in Indian Ocean Societies, hlm. 1.
[2] Rhoads Murphey, 1996. A History of Asia, hal. 39.