Sabtu, 16 Juli 2011

Perkembangan Tekstil di India


1.     Pendahuluan
India terletak di bagian selatan benua Asia, yang merupakan salah satu negara penghasil tekstil terbesar di dunia. Tekstil sendiri menjadi komoditas utama masyarakat India, sekaligus menjadikan awal perdagangan bagi India ke dunia luar. Komoditi tekstil yang kaya dan beragam juga tahan lama, sangat diminati pasaran dunia.
Tekstil asal India sangat populer di Roma pada era kristenisasi. Bahan-bahan fragmen yang berasal dari Gujarat berhasil ditemukan oleh di Mesir daerah Fostat, pada abad ke 5. Kapas juga diekspor ke Cina melalui jalur sutra. Pada abad ke 13 kain-kain dan bahan tenunan dari India selatan diekspor ke Indonesia. India juga mengekspor kain-kain bermotif dan Chintz (kain bermotif bunga-bunga)  ke Eropa dan ke daerah timur jauh sebelum kedatangan bangsa Eropa ke India. EIC (The British East India Company) juga menjual kain-kain asal india, termasuk kain Dacca Muslins yang terkenal (Muslin adalah kain yang sangat tipis yang terbuat dari kapas).
Tekstil merupakan material yang terdiri dari jaringan serat-serat alami yang biasanya dibuat gumpalan benang atau benang rajut. Dibentuk dengan cara penyulaman, penjahitan pengikatan, dan dengan pressing. Tekstil sering disamakan dengan kain walaupun sebenarnya berbeda, tekstil adalah segala jenis bahan yang terbuat dari tenunan benang sedangkan kain adalah barang yang sudah jadi. Selain untuk keperluan sehari-hari tekstile juga merupakan barang mewah dan berkelas, bahkan dijadikan persembahan dalam acara-acara ritual. Fungsi dari tekstil sesungguhnya adalah melindungi tubuh dari berbagai macam elemen (cuaca, hewan, dll), tetapi lama kelamaan berubah fungsi menjadi alat pengukur tingkatan sosial.  
Kegunaan dari memproses dan memanipulasi serat untuk menenun telah dikembangkan di Asia dan kawasan sekitar Asia antara 6000 tahun sebelum masehi sampai 7000 tahun sebelum masehi.[1] Mengapa tekstil pertama kali tercetus di India? Bagaimana perkembangan tekstil di India selanjutnya? Dalam paper ini akan dijelaskan perkembangan tekstil di India dengan sebaik-baiknya. Semoga paper ini bermanfaat bagi para pembaca.

2.     Isi
Hadirnya tekstil di India hampir beriringan dengan teknologi menulis dan pertanian. Literatur yang memuat informasi tentang tekstil di India adalah Rigdeva, berisi tentang cara menenun. Di kitab ini dituliskan bahwa Ramayana dan Mahabrata membicarakan kehebatan tekstil di India. Kedua tokoh ini digambarkan mengenakan pakaian kebangsawanan sedangkan pakaian sederhana digunakan oleh para petapa dan orang-orang biasa. Lukisan di atas kain yang menggambarkan tokoh-tokoh dan patung-patung kuno, memberikan kesaksian atas tradisi tekstil India yang kaya.
Tekstil di India berasal dari lembah sungai Indus, daerah yang sangat subur. Tanahnya gembur dan subur, berjenis aluvial. Kombinasi antara musim tumbuh yang lama dengan temperatur yang tinggi juga sinar matahari yang cukup membuat daerah ini terdapat berbagai macam tanaman, termasuk pohon kapas yang merupakan salah satu bahan untuk membuat tekstil. Dari lembah sungai Indus ini masyarakat India memulai menenun, membuat pakaian dan kain. Masyarakatnya menggunakan alat tenunan rumahan untuk menenun pakaian. Orang-orang di India lah yang pertama kali menenun dan menghasilkan kain, maka dari itu tekstil identik dengan India. Sampai pada akhirnya, kapas tersebar sampai ke Cina 3000 tahun kemudian setelah masyarakat Indus menenun dan menghasilkan kain.
India sudah memproduksi sutra sejak tahun 1500 sebelum masehi, tetapi kain sutra ini pertama kali diproduksi di Cina. Serat-serat sutra ditemukan di dua kota di lembah Indus, Harappa dan Chanhudaro. Selain membuat kain sutra, mereka juga membuat zari dan kain brokat. Pusat-pusat tekstil berada di Gujarat, Malwa, dan India Selatan. Di utara India, Delhi, Lahore, Agra, Fatehpur Sikri, Vernasi, Mau, Azamgarh dan Merhidabad merupakan tempat penghasi kain brokat. Kain brokat yang diproduksi mengalami pelonjakan permintaan, sedangkan bahan yang tersedia jumlahnya sedikit maka harga kain brokat naik.
Disetiap wilayah di India membuat dan ikut berpartisipasi dalam tradisi tekstil. Daerah yang berbukit-bukit memproduksi banyak variasi dari wool. Pashmina dan selendang shahtoosh dari Kashmir, selendang dan wol garmen dari Himacha Pradesh dan wilayah timur utara menghasilkan bahan wol yang berkualitas bagus. Daerah yang tandus dan semi tandus seperti Rajashtan dan Gujarat biasanya lebih memillih sulaman dengan warna yang cerah. Daerah Coastal lebih memilih warna-warna yang cerah berbahan kapas dan kain sutra sangat populer disana. Kain-kain produksi rumahan seperti seperai, bantal, tatakan, serbet, karpet dan permadani dan barang-barang lainnya diproduksi di seluruh negeri.
 Daerah-daerah penghasil tekstil berpusat di India bagian selatan. Daerah Tamilnadu, dikenal sebagai daerah penghasil sutra. Kaikkoolars, yang berbahasa Tamil, dan Thevanga Chettiar, yang berbahasa Telugu, bersama-sama menghasilkan sekitar 60% dari total keseluruhan kain tenunan di Tamilnadu. Di utara Bangalore daerah Muddenahalli dan Karivenayanapura, dijuluki kota sutra.
VaTa Konku merupakan pusat dari kain tenun, wilayah ini sangat penting dan masih memproduksi kain-kain tenun sampai hari ini. Kota Salem juga memegang peranan penting sebagai sentral tekstil skala regional.
Masyarakat sungai Indus lama-lama melakukan migrasi ke seluruh daratan India. Dari lembah sungai Indus, menjalar ke lembah sungai Gangga dan terus tersebar ke seluruh India. Mereka yang meninggalkan sungai Indus turut membawa serta budaya, adat istiadat dan juga hasil-hasil teknologi yang sudah ditemukan sebelumnya. Migrasi ini dilakukan karena runtuhnya peradaban di India dan datangnya bangsa Arya ke lembah Indus. Perkembangan tekstil di India tetap berjalan ditempat seiring masuk dan bergantinya pemerintahan yang berjalan disana.
Pekerjaan menenun merupakan pekerjaan yang bergengsi pada masanya. Hampir setiap wanita menenun dan membuat pakaian, dengan menggunakan alat tenun sederhana dirumahnya. Bahkan mereka tidak hanya membuat pakaian mereka juga memproduksi ornamen dari emas dan membuat patung.
Pada masa keemasan Dinasti Maurya, di kota Pataliputra (kota terbesar, yang paling canggih dan merupakan sentral kebudayaan) dibangun tembok besar dengan 570 tower dan 64 gerbang. Pertambangan dan hutan merupakan kepunyaan negara, dan disana terdapat tanah pertanian yang luas dan lumbung padi kepunyaan pemerintah, galangan kapal, dan beberapa toko untuk menjual dan membuat pakaian, semuanya disediakan oleh pemerintah.
Pada tahun 550, kerajaan Gupta diserang oleh orang-orang yang disebut white huns (bisa saja orang Iran atau Turki dari Asia Tengah), sebuah kelompok berhasil merubah budaya dan etnik masyarakat India dengan mengganti cara mereka memproduksi tekstil dengan menggunakan alat yang lebih canggih, dan menjadikan pabrik tekstil[2].
Pada tahun 500 sampai dengan 1000, India mulai menggunakan roda tenun. Ketika Islam mulasi masuk ke India, mereka juga mengembangkan tekstil.
Kekuasaan kerajaan Mughal runtuh pada tahun 1707, dan tidak ada yang menggantikannya lagi. Inggris masuk ke India, dengan EIC nya mereka melekukan perdagangan dengan masyarakat India. Pada tahun 1800 Inggris menguasai hampir seluruh wilayah India. Pemerintahan diambil alih oleh Inggris, termasuk tekstil. Kain-kain dibawa ke Inggris dan diperdagangakan di Eropa. Dengan adanya revolusi Industri di Inggris membawa dampak baik bagi India. Mereka dapat membuat kain-kain lebih cepat dengan bantuan tenaga mesin.   
Setelah merdeka dari Inggris, India mulai menjalankan pemerintahan. Kepedulian pemerintah akan tekstil, maka dibuatlah departemen kementrian tekstil di India.    
3.     Kesimpulan
Dari paper yang saya tulis ini, saya menarik kesimpulan bahwa perkembangan tekstil di India begitu pesat, hingga sekarang. Tekstil yang di pioniri oleh India ini berhasil tersebar keseluruh dunia. Tekstil di India ini merupakan sejarah sosial dunia yang terlupakan. Padahal tekstil merupakan sektor terbesar kedua setelah pertanian. Tetapi, produksi tekstil mempunyai tempat tersendiri di masyarakat India karena mereka berhasil meraup kekayaan juga mendapat perhatian lebih dari pemerintah. Tekstil juga dijadkan alat ritual agama Hindu yang berada di India.
Adanya kebutuhan akan perlindungan diri dari sengatan matahari, dinginnya malam, juga hujan dan tersedianya sumber daya alam yang cukup membuat masyarakat sungai Indus menciptakan sebuah teknologi yaitu pakaian atau tekstil. Teknologi ini berguna bagi kehidupan orang banyak, maka teknologi tekstil berkembang pesat di India tidak seperti sains dan teknologi lain yang sulit berkembang di India. Kecuali ilmu kimia, ilmu ini dipakai untuk tekstil selebihnya tidak dikembangkan.

Daftar Pustaka

Barnes, Ruth. Textiles in Indian Ocean Societies. United Kingdom: Taylor & Francis e-Library, 2005.

McClellan III, James E. dan Dorn, Harold. Science and Technology in World History, 2nd ed. United State of America: The Johns Hopkins University Press, 2006

Mines, Mattison. The warrior merchants: Textiles, trade, and territory in south India. New York: Cambridge University Press, 1984.

Murphey, Rhoads. A history of asia, 2nd ed.  New York: HaperCollins College Publishers, 1996.
www.google.com
www.wikipedia.com




[1] Ruth Barnes, 2005. Textiles in Indian Ocean Societies, hlm. 1.
[2] Rhoads Murphey, 1996. A History of Asia, hal. 39.

3 komentar:

  1. Seorang fashionista sejati harus baca dulu ni tulisan yg menjelaskan tentang perkembangan tekstil di salah satu pusat peradaban dunia.

    Mantap mba. :D

    BalasHapus